Aktivis Perempuan Protes Hasil Seleksi Bawaslu Sulsel

Makassar (7/8/2018) Radiogamasi.com – Sejumlah aktivis perempuan Sulsel memprotes hasil keputusan daftar nama calon Bawaslu Provinsi Sulsel yang telah lulus seleksi tahapan wawancara. Pengumuman yang disampaikan senin, 6 Agustus 2018 tersebut, membuat para aktivis perempuan Sulsel ini menyatakan kekecewaan mendalam, atas keputusan Panitia Seleksi Calon Bawaslu Sulsel, yang tidak memperhatikan keterwakilan perempuan dalam susunan daftar nama calon yang lulus sampai tahap wawancara.

Ema Husain, yang juga Ketua Pembina Dewi Keadilan dan Koordinator SPAK Sulsel menyatakan bahwa upaya untuk mendorong keterwakilan perempuan mulai dari menumbuhkan keinginan dan kepercayaan diri untuk melamar pada lembaga2 kepemiluan, menemui berbagai tantangan tersendiri. “Kami awalnya menyambut positif dan penuh semangat ketika pansel melakukan perpanjangan proses pemasukan berkas karena kurangnya keterwakilan perempuan.”

Hal senada juga disampaikan oleh Marselina May selaku Sekretaris Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan. Ia menyatakan bahwa aktivis perempuan telah berupaya memberikan rekomendasi dan dukungan kepada perempuan pontensial yang lulus sampai tahapan wawancara kepada pansel.
Namun katanya, kelihatannya hal ini tidak menjadi pertimbangan pansel. Terbukti, di beberapa wilayah seperti Kabupaten Toraja Utara, Maros dan beberapa kabupaten lainnya yang diidentifikasi terdapat perempuan potensial, tidak terakomodir dalam daftar calon yang lulus sampai ke tahapan fit dan proper test.

Sayangnya, upaya yang telah dilakukan berbanding terbalik dengan hasil akhir yang telah ditetapkan oleh Panitia Seleksi.

“Hal ini, akan menjadi pembelajaran yang kurang baik bagi dorongan keterwakilan perempuan. Sehingga aktivis perempuan akan menempuh langkah untuk melaporkan hal ini kepada Ombudsman RI, untuk terkait dengan transparansi proses seleksi ini,” jelas Marselina.

Aktivis Perempuan ini juga sangat menyesalkan keputusan ini karena keterwakilan perempuan dalam pansel juga tidak berimbas signifikan bagi keterwakilan perempuan. “Kondisi Ini menunjukkan bahwa perjuangan panjang keterwakilan perempuan masih akan terus berlangsung,” ujar Marselina. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *