KPID Sulsel Dorong Kaum Milenial Jadi Duta Literasi Media

RADIOGAMASI.COM MAKASSAR- Mengenalkan pentingnya penyiaran sehat bagi kelompok meilineial , Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar literasi media dengan tema “pemenuhan hak publik melalui siaran sehat dan bermutu”, di Baruga Angin Mamiri, Kota Makassar, Senin (25/3) Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan akan pentingnya menyaring segala bentuk informasi yg datang dari dunia penyiaran. Dan tentu juga mendorong mahasiswa menjadi duta literasi di masyarakat.

Literasi media ini menghadirkan tiga narasumber yakni Ketua PKK kota Makassar Indira Jusuf Ismail, Wakil Ketua KPID Sulsel Waspada Santing dan Akademisi Universitas Fajar Akbar Abu Thalib.

Ketiganya membawahkan materi yang berbeda-beda. Sedangkan kesempatan pertama sebagai pemateri yakni Indira Jusuf Ismail.

Menurut Indira media saat ini sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah dan KPI, karena dampak dari media itu cukup besar ke masyarakat.

“Media saat ini harus menjadi perhatian dari kita semua, karena dampaknya sangat luar biasa untuk generasi ke depannya. Pemerintah dan KPI harus menyeleksi, menyaring tayangan yang tidak mendidik.”

Indira juga bertekad menjadikan media sebagai edukasi, untuk menyelamatkan generasi muda ke depannya. Sebab, kata Indira, dampak dari media tersebut bisa menghancurkan generasi muda jika tidak ada literasi yang dilakukan secara masif sejak saat ini.D

Semnatar itu, wakil ketua KPID Sulsel, Waspada Santing mengatakan dalam menghadapi media saat ini diperlukan sebuah gerakan masif yang diberi nama “remote nurani”. Gerakan remote nurani itu bertujuan untuk menjadikan hati nurani sebagai remote.

“Karena memang hati nurani tidak pernah bohong, sehingga mampu membedakan antara yang baik dan buruk secara jujur,” bebernya.

Menurutnya, 3 komponen yang tidak bisa dipisahkan dari penyiaran yaitu level legislasi dan regulasi, level produksi, level konsumen.

“Level legilasi dan regulasi adanya aturan aturan undang undang tentang penyiaran, level produksi harus adanya sensor internal terhadap siaran yang di tayangkan untuk masyarakat, sedang level konsumen yaitu peran serta masyarakat mengembangkan selera tontonan dengan baik dan benar,” tegasnya.

Sedangkan, Akbar Abu Thalib memberikan tips dalam melihat informasi yang ada di media. “Informasi itu harus di saring sesuai keinginan agar tidak ada kebingungan informasi pelajari P3SPS dan harus berpandangan skeptis,” ungkapnya.

Sementara itu, Dinas Kominfo Kota Makassar Hamzah memaparkan tentang revolusi industri. Menurutnya new media dan masalah yang ada di new media.

“Sekaligus mengigatkan agar memiliki literasi yang kuat, memilah memilah media dan informasi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, acara ini dihadiri oleh kurang lebih 150 orang dari kalangan mahasiswa dari berbagai kampus di kota makassar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *