Masyarakat Sulsel Lebih Suka Nabung Daripada Kredit, Tabe’ ini Datanya

Makassar, GamasiFM – Pengamat Ekonomi yang juga Guru besar Fakultas Ekonomi Unhas, Prof. Marzuki DEA menyebut masyarakat di Sulsel lebih banyak yang suka menabung daripada meminjam atau kredit. Hal tersebut didasari pengamatannya pada data akhir tahun 2016 dari Badan Pusat Statistik, perkembangan Rasio jumlah rekening terhadap jumlah penduduk provinsi Sulsel.

“untuk memahami indikator ekonomi dan keuangan di Sulsel ada 64,81 % penduduk yang mempercayakan uangnya disimpan di Bank dan hanya 10,75 % yang memiliki rasio jumlah rekening kredit di Bank. Yang menyimpan uang ini lebih banyak perseorangan termasuk auto financing atau orang sulsel paling banyak membiayai sendiri usahanya ketimbang meminjam uang di bank,” ungkapnya di hadapan sejumlah awak media dari cetak, online, radio dan televisi di acara Journalist Update dan Edukasi Jurnalistik yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua, Senin (4/12).

Sementara itu, Direktur pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Indarto Budiwitono menjelaskan perkembangan kinerja perbankan Sulsel posisi Oktober 2017 berdasarkan indikator aset, Dana Pihak ketiga (DPK) dan kredit tumbuh meningkat didorong oleh pertumbuhan pada perbankan konvensional, “Aset perbankan Sulsel posisi oktober 2017 tumbuh 7,67% dibandingkan september sebelumnya yang hanya 6,72 %.

Risiko kredit perbankan Sulsel posisi Oktober 2017 berada pada level yang rendah 2,55 % dan mengalami penurunan dari 2,58 % posisi September 2017.

Menurut Indarto, untuk program Laku Pandai yang merupakan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif mencatat jumlah agen, nasabah dan nilai tabungan mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2015 hingga oktober 2017, dengan jumlah agen, nasabah, dan nilai tabungan terbesar berada di kota Makassar, ” Jumlah Agen terbesar ada di Makassar yaitu 2.557 sementara yang terendah berada di Kabupaten Tana Toraja yang hanya 12 agen. Nilai tabungan dari keseluruhan agen di Makassar tercatat 14 milyar lebih, sementara di Tana Toraja nilai tabungannya di Program Laku Pandai hanya 200 juta lebih,” ungkap Indarto.

Wartawan senior, Andi Suruji yang turut diundang sebagai pembicara dalam Edukasi Jurnalistik tersebut menekankan para jurnalisnya pentingnya untuk mengetahui istilah-istilah ekonomi, ” Meski anda para jurnalis, berasal dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, tapi pentingnya minat, untuk mau terjun ke dunia jurnalistik ini. Jangan lupa, menulis benar, itu sudah baik. Info, fakta, data yang akurat itu sudah salah satu bekal untuk menulis yang baik,” Kunci Andi Suruji yang tercatat pernah bergabung sebagai wartawan senior di Harian Kompas. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *