MAKASSAR (29/3/2018) GAMASIFM – Sejumlah Aktivis Perempuan dan Anak Sulawesi Selatan yang turut menyaksikan Debat Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, baik yang hadir secara langsung maupun mengamati melalui layar kaca menunjukkan kekecewaan mendalam.
Hal ini dikarenakan dalam debat kandidat yang digelar semalam, Rabu (28/3/2018), dengan tema Pembangunan yg berwawasan lingkungan hidup dan berorientasi pada pemerataan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, sama sekali belum mengungkap bagaimana perempuan, anak dan disabilitas.
Ungkapan kekecawaan tersebut disampaikan langsung Pendiri Forum Pemerhati Masalah Perempuan (FPMP) Sulsel, Nina A. Basira, mewakili Koalisi NGO Sulsel. Menurutnya, perempuan, anak dan kaum disabilitas seharusnya dilibatkan dalam isu debat karena mereka inilah menjadi penerima manfaat di dalamnya. “Bahkan tidak pernah satu kali pun menyebut kata perempuan, anak dan disabilitas,” ungkap Nina.
Nina lebih lanjut mengatakan seluruh kandidat menyampaikan jawaban yang pada umumnya menyebutkan kata Manusia dan menyinggung soal kemiskinan. “Dari jawaban tersebut meskipun MANUSIA termasuk didalamnya laki-laki dan perempuan, anak dan kelompok lainnya namun hal ini telah menunjukkan bahwa PEREMPUAN dan ANAK TIDAK DIANGGAP sebagai subyek yang perlu dan penting menjadi perhatian dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.”
Padahal menurut Nina, jika pertanyaan seputar siapa yang paling membutuhkan jaminan akan lingkungan yang berkelanjutan yaitu air, tanah dan lingkungan maka PEREMPUANlah yang paling bersentuhan dan sangat membutuhkan air bersih. “Bahkan irigasi/pengairan sangat terkait dengan bidang pertanian dimana perempuan memegang peranan paling besar dalam pertanian, dimulai sejak menanam sampai pada pengolahan hasil.”
Sementara itu, Aktivis perempuan, Lusia Palulungan menyinggung mengenai Home Industri. Hal tersebut menurutnya akan meningkatkan pendapatan keluarga sehingga bisa menekan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan membuka peluang anak untuk memperoleh hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan dan pemenuhan hak lainnya.
“Apalagi terkait dengan Kualitas Kesehatan, sangat erat kaitannya dengan perempuan dan anak sehubungan dengan tingginya Angka Kematian Ibu dan AKB, tingginya kasus kanker serviks dan payudara serta masalah kesehatan lainnya,” jelas Lusi.
Berikut analisis dari Koalisi NGO dan Aktivis Perempuan dan Anak Sulawesi Selatan yang disampaikan ke Radio Gamasi:
1. Bahwa pemahaman pada kandidat terkait isu gender, anak bahkan penyandang disabilitas minim sehingga jika hal tersebut sejak awal TIDAK menjadi perhatian para kandidat maka kami khawatir bahwa permasalahan terkait hal itu hanya akan menjadi formalitas. Bukan menjadi perhatian yang juga penting.
2.Bahwa Aktivis Perempuan dan anak akan menjadikan Debat Kandidat sebagai salah satu media untuk menilai komitmen para kandidat terkait perhatiannya terhadap isu perempuan, anak dan penyandang disabilitas.
3.Bahwa pemilih perempuan di Sulawesi Selatan mencapai lebih dari 50%, hal ini menunjukkan bahwa potensi pemilih perempuan sangat signifikan. Sehingga Aktivis Perempuan dan anak akan merekomendasikan kepada para perempuan untuk memilih Pasangan Calon yang memberikan perhatian proporsional terhadap permasalahan perempuan, anak dan penyandang disabilitas.(*)