Syahriar Tato : SABRINA Sang Boneka haus Darah.

Makassar (24/7/2018) Radiogamasifm – Terinspirasi film‘The Conjuring nya James Wan’, film horor Indonesia SABRINA ternyata menerapkan hal yang sama Sabrina’ yang merupakan nama boneka penebar terror. Sejak dirilis pada 12 Juli lalu, film ini sudah mendapat sambutan Penonton Bioskop di Indonesia. Sabrina The Movie diarahkan oleh sutradara bernama Rocky Soraya yang juga selaku produser dalam film tersebut. Sedangkan naskah skenario film horor ini ditulis oleh Fajar Umbara dan Riheam Junianti.

Cerita diawali dengan Reynald mendatangi Laras untuk suatu kasus yang sangat menyeramkan. Kisah dimulai dengan kehidupan pasangan suami istri bernama Arka dan Andini yang kaya raya. Andini yang sering bertingkah aneh kemudian mulai kerasukan dan makin mengerikan. Jeremy Thomas yang berperan sebagai paranormal bernama Reynald meminta tolong Laras untuk membantu menangani kasus Andini.

Alkisah Maira yang diperankan Luna Maya kehilangan anaknya melabuhkan hatinya kepada pengusaha ganteng bernama Aiden. Tidak tinggal sendiri, Aiden hidup bersama keponakannya Vanya yang telah menjadi yatim piatu. Vanya sosok yang muram karena masih belum bisa melupakan ibunya yang telah meninggal.

Aiden merupakan pengusaha boneka yang memproduksi boneka Sabrina edisi kedua yang sangat laris. Saking larisnya bahkan boneka Sabrina yang ukurannya cukup besar ini sampai dibawa ke sekolah oleh banyak anak kecil.Disinilah logika mulai kabur karena Sekolah di Indonesia dimanapun tidak boleh membawa apapun kecuali yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

Berperan sebagai pasangan suami istri yang baru menikah, keduanya seperti keluarga bahagia. Dengan adanya Vanya mereka seperti sudah memiliki anak meski cukup sulit untuk Maira mengambil hati Vanya yang masih berduka karena kepergian ibunya. Maira memberikan boneka Sabrina edisi kedua yang spesial kepada Vanya. Tak disangka, Vanya yang tadinya muram menjadi sosok yang periang sejak ditemani Sabrina.

Meski Sabrina menjadi teman baru yang membuat Vanya lebih ceria, hal yang berbeda justru dirasakan Maira. Alih-alih bahagia, Maira diganggu dengan Sabrina. Tidak cuma teror boneka Sabrina yang membuat suasan rumah semakin horror. Vanya juga mempelajari permainan “Pensil Charlie” yang didapat dari teman sekolahnya.

“Pensil Charlie” sendiri merupakan permainan yang membuat manusia bisa berkomunikasi dengan arwah melalui papan “yes or no” yang ditaruh dua pensil sebagai penunjuk di atasnya. ini mengingatkan kita dengan permainan dengan fungsi yang sama dalam film “OUIJA”.

Dalam Setting adegan peradegan suasana rumah dibuat semakin menegangkan dengan suara guntur yang setiap malam pasti bergemuruh. Backsound yang menegangkan menjadi effort yang dibuat oleh Hitmaker semakin terasa horor. Ragu dengan arwah yang datang ke dalam permainan Vanya adalah ibunya, mereka melakukan “Retocognition” yang membawa mereka kepada kenyataan mengagetkan akan sosok masa lalu ibu Vanya yang ternyata pernah kerasukan setan bernama “Bahgiah”.”Bahgiah” ini membalaskan dendamnya kepada keluarga Aiden.

Dalam film berdurasi 1 jam 55 menit ini ada cukup adegan yang membuat kaget, di antaranya adegan saat Vanya memegang gunting besar. Benar-benar mengerikan dibanding adegan horor yang lain,”Dari 1 jam 55 menit ini 1,5 jam itu action dan horor yang membuat sebuah challenge dalam film ini, Dari tayangan bioskop di Indonesia kita dapat melihat bahwa produksi film yang diminati penonton adalah film Yang Bergenre Horror dan film yang bergenre Komedi, yang meraut penonton lebih satu juta penonton. (*)

Penulis : Syahriar Tato
Anggota Serikat kritikus perfilman Makassar / Ketua Parfi Sulsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *