RADIOGAMASI.COM, MAKASSAR – Kantor OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua menggelar Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan 2019 bertempat di
Hotel Claro, Jl. AP Pettarani No. 3 Makassar dengan tema “Kolaborasi Membangun Optimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan”, selasa (29/1/2019).
Dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr., Anggota Dewan Komisioner Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, Anggota Komisi XI DPR RI, H.M. Amir Uskara, para Bupati/Walikota, pimpinan instansi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, para pimpinan lembaga jasa keuangan di Sulawesi Selatan, serta stakeholder lainnya.
Dalam gelaran tahunan tersebut, Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Zulmi, memaparkan perkembangan terkini kinerja industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan yang kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif dengan tingkat risiko yang terkendali selama tahun 2018. Total aset industri jasa keuangan di Sulawesi Selatan pada akhir tahun 2018 mencapai Rp164,4 triliun, tumbuh 6,4%, sedangkan kredit industri jasa keuangan mencapai Rp138,5
triliun, tumbuh 4,7%.
Pertumbuhan industri jasa keuangan ditopang oleh pertumbuhan sektor perbankan dengan total aset mencapai Rp145,1 trilliun, tumbuh 6,2%. Dana Pihak Ketiga tumbuh 6,2% menjadi
Rp95,2 triliun, dan kredit tumbuh 4,3% menjadi Rp120,2 trilliun.
“Kredit UMKM juga tumbuh positif 4,02% dengan pangsa 32,28% dari total kredit. Sejalan dengan itu, realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2018 mencapai
Rp6,5 triliun atau 121,9% dari rencana bisnis bank pada awal 2018 sebesar Rp5,4 triliun,” jelas Zulmi.
Menurutnya, Kinerja penyaluran KUR di Sulawesi Selatan tersebut berada di peringkat 4 secara nasional,
setelah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Di samping itu, penyaluran KUR di Sulawesi Selatan juga mengarah ke sektor produksi yaitu pertanian, perikanan, dan industri pengolahan, dengan pangsa 52,13%, lebih tinggi dari pangsa nasional 46,8% dan melebihi
target pemerintah, yaitu minimal 50%.
Kinerja intermediasi perbankan di Sulawesi Selatan masih terjaga pada level yang tinggi dengan indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 125,12%, lebih tinggi dari LDR
perbankan secara nasional 94,04%.
Adapun risiko kredit tetap terkendali dengan rasio NPL gross sebesar 3,5%, masih di bawah ambang batas 5%.
Industri pasar modal di Sulawesi Selatan juga terpantau tumbuh signifikan. Jumlah investor di Sulawesi Selatan mencapai 23.637 investor, tumbuh sangat tinggi 125,19% dengan nilai transaksi mencapai Rp11,58 triliun. (**)