BKKBN Sulsel Gelar Review Program KKBPK, Ini yang Dibahas

GAMASI.COM, MAKASSAR – Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan Dr.Abdul Hayat Gani mengatakan, masalah pengendalian kependudukan seperti juga bonus demografi akan menjadi bom waktu bagi Indonesia jika ditangani dengan baik.
“Ketahanan keluarga yang kuat merupakan syarat bagi ketahanan suatu negara. Oleh sebab itu, dua hal yang perlu dilakukan, yakni bagaimana mengendalikan penduduk dan merencanakan keluarga. Keluarga yang kuat, daerah akan kuat, provinsi akan kuat, dan negara akan kuat,” kata Abdul Hayat ketika membuka Review Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Golden Tulip Makassar, Selasa (27/8/2019).
Pada kesempatan itu, Sekprov juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara BKKBN Perwakilan Sulsel dengan Pimpinan Wilayah Perhimpunan Remaja Masjid Sulsel antara Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Rini Riatika Djohari, S.E. dengan Abdul Haris Zainuddin selaku Ketua Prima Dewan Masjid Indonesia atas nama Pimwil Perhimpunan Remaja Masjid Sulsel . Nota kesepahaman ini bertujuan mendorong remaja Indonesia yang maju dan berkualitas melalui program kependudukan dan pembangunan keluarga.
Menurut Sekprov, Gubernur Sulsel sudah mencanangkan Program Sulawesi Selatan Meyalani. Jika ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bersifat tidak melayani harus ditagih, termasuk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dikcapil) yang saat ini mengalami pelambatan pelayanan, sehingga perlu dikendalikan dengan baik.
“Untuk merebut kemenangan diperlukan kekuatan. Persatuan juga harus kuat, sebab persoalan utama harus menjadi skala prioritas, suka atau tidak suka,’’ ujar alumni Lemhanas 2013tersebut.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Rini Riatika Djohari melaporkan, kegiatan review ini diikuti utusan OPD Kependudukan Kabupaten/Kota se-Sulsel guna mengevaluasi program KKBPK yang sudah diprogramkan sebelumnya.
“Review ini bertama “Percepatan Pencapaian Program KKBPK dalam mendukung Target Proyek Prioritas Nasional Tahun 2019,” kata Rini Riatika Djohari mengenai kegiatan dua hari, 26-27 Agustus tersebut. (*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *