GAMASI.COM, MAKASSAR – Bank Indonesia sudah memangkas bunga acuan hingga 0,25 persen hingga September tahun ini menjadi 5,25 persen. Penurunan ini merupakan yang ketiga kali sejak Juli lalu. Namun penurunan ini belum secara praktis diikuti penyesuaian bunga bank nasional seperti kredit termasuk kredit pemilikan rumah (KPR).
Hal ini terungkap dalam diskusi bersama media di Makassar terkait kebijakan terkini Bank Indonesia yang digelar oleh BI Kpw Sulsel, Selasa (15/10/2019) di salah satu Cafe Jalan Mappanyukki Makassar. Dalam diskusi tersebut, salah seorang kru Gamasi mempertanyakan terkait keluhan sejumlah nasabah KPR di beberapa bank melalui live talkshow yang di gelar di studio Gamasi beberap waktu lalu yang justru mengeluhkan hal sebaliknya. Pada saat bunga acuan turun, bunga KPR mereka malah naik dan berimbas pada bertambahnya tagihan setiap bulan.
Direktur Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Sulsel, Endang Kurnia Saputra menjelaskan bahwa penurunan bunga acuan tidak bisa dengan cepat berdampak ke suku bunga kredit. Pihak perbankan masih perlu membuat perhitungan terkait dampak penyesuaian bunga acuan BI terhadap biaya dana perseroan sebelum memutuskan apakah akan melakukan penyesuaian pada bunga kredit.
“Turunnya suku bunga kebijakan setidaknya membutuhkan waktu 6 hingga 9 bulan untuk memberikan dampak terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan penyesuain suku bunga KPR diperbankan.”
Ditambahkan, Pelonggaran kebijakan dari Bank Indonesia ini dilakukan agar investasi dan pertumbuhan kredit bank bisa tumbuh positif dan cepat. Bila tumbuh, kedua hal itu bisa menjadi sumber likuiditas bagi industri dan masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian. “BI akan meneruskan pelonggaran kebijakan moneter, seperti penurunan tingkat suku bunga acuan, untuk memberi stimulus bagi perekonomian domestik, ” jelas Endang Kurnia Saputra.
Diskusi ekonomi tersebut juga dihadiri beberapa kalangan perbankan seperti dari BRI Syariah, Panin, BNI. (*)