Gamasifm, Makassar – Bank Indonesia (BI) Sulsel bersama Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) kolaborasi meningkatkan ekonomi syariah di daerah.
Hal ini pun yang mendorong terlaksananya dialog awal tahun membahas Economic dan Business Syariah Outlook 2023.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi BI Sulsel bersama Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) serta dukungan berbagai pihak antara lain Kedutaan Besar Mesir, Pemerintah Daerah, dan BSI.
Terkait hal tersebut, BI menyampaikan bahwa BI bersama stakeholder terkait telah menyusun Blueprint Pengembangan Ekonomi Syariah.
Blueprint Pengembangan Ekonomi Syariah itu menjadi dasar perumusan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) yang telah diluncurkan oleh presiden pada tahun 2019 silam.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana (CIK), dalam rilisnya, (31/1/2023), menyampaikan beberapa program dalam masterplan Ekonomi Syariah Indonesia tersebut ditargetkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025.
“Implementasi faktor pendukung tersebut dipercaya dapat berjalan optimal melalui peningkatan peran pondok pesantren yang memiliki potensi ekonomi besar untuk mendukung potensi ekonomi yang besar, ” Jelasnya.
Data Kementerian Agama, jumlah ponpes di Indonesia pada 2020 berjumlah lebih dari 28 ribu yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal Indonesia.
Sulsel sebagai salah satu penggerak ekonomi di kawasan timur Indonesia juga memiliki potensi besar pada pengembangan ekonomi syariah.
Jumlah penduduk muslim di Sulsel berkisar 8,3 juta jiwa atau hampir mencapai 90% dari total penduduk. Selain itu, terdapat 341 pondok pesantren dengan lebih dari 80 ribu santri serta lebih dari 1200 UKM tersertifikasi halal. (*)