Gamasifm, Makassar – Direktur Bina Haji Dr. H. Arsyad Hidayat menghadiri langsung kegiatan Sertifikasi Pembimbingan Manasik Haji dan Umrah UIN Alauddin Makassar yang bertempat di Wisma Shafa, Asrama Haji Sudiang, Kota Makassar, Rabu (08/02/2023).
Para peserta yang berjumlah 93 orang itu menyambut kedatangan Direktur Bina Haji Kemenag itu dengan meriah dan riuh tepuk tangan.
Direktur Bina Haji Kemenag itu juga merasa bersyukur bisa mendapatkan undangan dari panitia, hingga rela mengubah banyak jadwalnya demi menghadiri kegiatan ini.
“Alhamdulillah, pagi ini saya bisa datang ke tempat yang penuh berkah ini, insyaallah. Waktu mendapatkan undangan sama panitia saya sempatkan datang, hingga banyak sekali jadwal yang berubah,” ujarnya.
Dalam materinya, Dr. H. Arsyad Hidayat ini menjelaskan bahwa penyelenggaraan Ibadah Haji adalah amanah dari undang-undang yang harus dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan pelayanan.
“Pertama yang perlu diketahui bahwa, penyelenggaraan Ibadah Haji ini adalah amanah undang-undang. Maka upaya-upaya yang dilakukan untuk bisa meningkatkan pelayanan,” jelasnya.
Dia juga mengungatkan kepada seluruh peserta agar bisa mengikuti zaman, maka harus bisa menguasai IT. Karena dunia terus berkembang, jadi pembimbing harus bisa mengikutinya.
“Jangan jadi status quo yang tidak mengikuti zaman. Maka setiap dari kita harus bisa menguasai IT. Tahun ini, sudah tidak ada lagi pengurus haji yang tidak menguasai IT. Sebab dunia terus berkembang, jangan sampai pembimbingnya tidak menguasai IT,” katanya.
Tak lupa, Dr. H. Arsyad Hidayat meminta agar seluruh peserta sertifikasi ini bisa memberikan manasik yang sesuai dengan fisik pada lansia. Karena di tahun 2023, jumlah lansia yang pergi Ibadah Haji sangat banyak.
“Kami meminta seluruh yang mengikuti sertifikasi ini, tolong berikan manasik yamg sesuai dengan fisik lansia ini. Kadang lansia itu kuat, tiba-tiba tidak kuat, jadi manasiknya harus disesuaikan dengan fisik lansia. Jadi mindset kita harus di ubah ketika melayani jamaah yang lansia,” jelasnya.
“Pemerintah juga telah menyiapkan safari wukuf yang didalamnya telah memiliki fasilitas medis yang memadai, jadi nantinya ketika ada yang kurang sehat bisa mendaftarkan jamaahnya ke safari wukuf. Akan tetapi, jika kondisinya sudah tidak memungkinkan maka baru bisa dibadarkan hajinya. Jadi pemerintah juga telah menyiapkan alokasi anggaran untuk badar haji,” lanjut Dr. H. Arsyad Hidayat ini.
Pada saat diwawancarai, Dr. H. Arsyad Hidayat mengungkapkan, tahun 2023 ini kuota Haji untuk lansia itu mencapai 44 ribu atau sekitar 31 persen.
“Maka mindset dari petugas harus bisa memahami betul karakteristik dari lansia, termasuk bagaimana cara mereka melakukan tugas-tugas layanan kepada jamaah lansia. Ini penting sekali karena penyelenggara telah menyampaikan bahwa lansia menjadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.(*)