Kalla Sukses Ajak Masyarakat Desa Sambueja Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas

Yayasan Hadji Kalla mengajak sejumlah jurnalis untuk melihat langsung Kampung Hijau Energi, yang merupakan salah satu program unggulan, di desa sambueja, kecamatan Simbang kabupaten Maros, Sulsel, Jumat (17/2/2023).

Menempuh perjalanan sekitar 50 Kilometer, start dari Nipah Park menuju ke Lokasi, disebutkan, Desa Sambueja adalah salah satu desa percontohan atau pilot projects terdekat dari Kota Makassar.

Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair yang turut hadir menjelaskan, pihaknya terus menghadirkan program bermanfaat jangka panjang. Salah satunya, mendorong transisi energi terbarukan melalui Kampung Hijau Energi.

“Selama sekitar setahun berjalan, program ini kami implementasikan di 5 kabupaten, yakni Maros, Takalar, Gowa, Jeneponto dan Bone dengan pola pertanian ramah lingkungan,” jelasnya.

Yayasan Haji Kalla sendiri memberikan pelatihan dan edukasi kepada warga terkait pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan pengolahan limbah menjadi pupuk organik.

Kepala Desa Sambueja, Darawati mengatakan penggunaan Biogas ini sangat bermanfaat untuk masyarakat desa.

“Alhamdulillah, sekarang masyarakat sudah tidak beli gas lagi. Saat ini kotoran ternak tidak lagi bertebaran dimana-mana, karena sudah ada tempat pembuangan kotorannya serta sudah ada pengolahan limbahnya untuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik di area sawah maupun kebun, “jelasnya.

Sementara itu, manager bidang kemanusiaan dan lingkungan Yayasan Hadji Kalla Sapril ahmady mengatakan, untuk pengembantan Kampung Hijau Energi pihaknya bekerjasama dengan CV Rezki Abadi.

“Kami menggandeng CV Reski Abadi karena instalasi yang dibangun harus berstandar SNI 27, Tidak semua tukang bisa membangun instalasi seperti ini karena harus memiliki sertifikasi dari Yayasan rumah Energi, ” sebut Sapril.

Saat ini, lanjutnya, warga sudah memanfaatkan energi biogas untuk keperluan rumah tangga, seperti memasak. Malah, sudah terlaksana selama setahun, setiap minggu kelompok tani membagikan upuk cair secara graris sebanyak 20 liter untuk mensuplay kebutuhan pupuk.

“Kami menfasilitasi tempat belajar untuk penggunaan pertanian ramah lingkungan, melatih petani san mendampingi hingga menjadi jejaring kerja. Kamu pun sudah menginisiasi gerai pupuk, yakni pupuk racikan yang diberi brand Liberti dan diusulkan untuk memiliki ijin edar, “pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *