Pengurus Wilayah Hebitren Sulsel dikukuhkan, BI Harap Kemandirian Pesantren Upaya Penguat Ekonomi

Gamasi, Makassar – Ketua Umum Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) KH Moh. Hasib Wahab Hasbullah, mengukuhkan 15 orang pengurus baru Hebintren di Sulsel untuk periode 2025-2030, di acara Forum Ekonomi Syariah di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Senin (24/3/2025).

Pendirian Hebintren sendiri diinisiasi oleh Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi Pesantren.

KH Moh. Hasib Wahab mengatakan, diawal pendirian Hebintren ada 111 pesantren bergabung, lalu Pihak Bank Indonesia yang sudah lama bekerjasama , menyatukan sejumlah pesantren ini melalui wadah yang diberi nama Hebintren.

“Munas pertama tahun 2019, kami sepakat peserta Nasional untuk membentuk sebuah holding bisnis pesantren. Ini adalah Satu-satunya organisasi pesantren yg mengurus dan menghandle usaha pesantren. Perkumpulan ini menjadi ekositem dalam pemberdayaan Ekomoni pesantren secara nasional,” ujarnya.

HEBITREN siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk memfasilitasi program kedaulatan pangan berbasis pesantren. Menurut KH Hasib, pengasuh Ponpes Bahrul Ulum ini, banyak pesantren di Indonesia memiliki lahan yang luas dan dapat diproduktifkan untuk mendukung program ketahanan pangan

Disebutkan, Hebintren merupakan organisasi independent dan lintas aliansi tidak dibawah parpol dan ormas.

“Salah satu akses melalui pesantren Indonesia adalah sistem syariah, ini bisa berkembang selain sistem konvensional yang akan diperjuangkan supaya ekonomi syariah dengan sistem syariah bisa dikenal dan lebih baik.
Kami berharap Bank Indonesia terus mensupport kegiatan kami karena Kini banyak pesantren yang usahanya sudah maju,” jelasnya.


Rizki Ernadi Wimanda selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan dukungannya, Pengembangan ekonomi syariah perlu kolaborasi, baik itu sinergi dengan pemerintah, akademisi dan Masyarakat luas. Kemandirian pesantren melalui Hebintren punya tujuan mulia, sehingga dengan adanya kolaborasi pesantren bisa mengembangkan usahanya secara bisnis, mandiri dan kaya,” jelas Rizki.

Ditambahkan, bahwa Keuangan syariah secara nasional tahun 2024 mengalami pertumbuhan, yakni naik 4 persen dibanding tahun lalu 3,9 persen.
“Hal ini didukung dengan 142 ribu industri halal , industri fashion juga mengalami pertumbuhan sebanyak 4,7 persen. Nah yang menarik karena Indonesia menduduki urutan pertama negara yang paling dermawan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *