Rektor Unismuh Makassar Serahkan Buku Pappaseng ri Elongpugi Karya Prof Andis Kepada Ketum PP Muhammadiyah

Gamasi, Makassar – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir, M.Si., menjadi dosen tamu dalam kuliah umum yang digelar di Lantai 17 Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Ahad (6 April 2025). Dalam kesempatan itu, Prof Haedar menekankan pentingnya orientasi pada kualitas di tengah era transformasi global yang terus berkembang.

“Kita telah memasuki era kualitas, bukan lagi rutinitas. Bahkan, arah geraknya menuju spesifikasi,” ujar Prof Haedar di hadapan jajaran pimpinan universitas.

Menurutnya, percepatan kemajuan hanya dapat dicapai melalui transformasi yang menjadikan amal usaha Muhammadiyah sebagai lembaga modern, efisien, efektif, profesional, serta berlandaskan prinsip meritokrasi. “Amal usaha harus selalu bergerak maju dan berorientasi pada tujuan,” lanjutnya.

Ia juga menyinggung karakter khas Muhammadiyah Sulawesi Selatan yang dikenal militan. Militansi ini, menurutnya, perlu diarahkan pada agenda-agenda perubahan yang tetap berpijak pada nilai pengabdian dan etos kerja.

Usai menyampaikan kuliah umum, Prof Haedar menerima sebuah buku berjudul Pappaseng ri ElongpugiMT, IPU. (Pesan dalam Syair Bugis), karya Prof Dr Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor I Unismuh Makassar. Buku tersebut diserahkan langsung oleh Rektor Unismuh Makassar, Dr Ir H Abd Rakhim Nanda, MT, IPU.

Acara penyerahan turut disaksikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Olahraga, Prof Dr H Irwan Akib, M.Pd., serta para Wakil Rektor Unismuh: Dr Hj Ihyani Malik, S.Sos., M.Si. (WR II), Dr H Mawardi Pewangi, M.Pd.I. (WR III), dan Dr Burhanuddin, S.Sos., M.Si. (WR IV), bersama sejumlah tamu undangan lainnya.

Buku Pappaseng ri Elongpugi merupakan kumpulan pesan moral berbasis sastra Bugis yang sebelumnya disiarkan dalam program radio Elong Pugi di salah satu radio Swasta di Makassar.

Buku yang diterbitkan oleh Unismuh Press ini memuat 106 halaman dan menjadi dokumentasi penting dari kearifan lokal Bugis dalam bentuk sastra lisan yang ditransformasikan menjadi tulisan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *