Gamasi, Makassar – Stunting di Sulawesi Selatan masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan dan hal ini masih menjadi tantangan semua pihak.
Melalui Jenewa Madani Indonesia, yang merupakan LSM yang fokus pada bidang kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting, menggelar Dialog Interaktif Gizi dan Pencegahan Stunting yang diikuti puluhan media media yang dilaksanakan di Grand Town Hotel Makassar, belum lama ini.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Jenewa Madani Indonesia, UNICEF, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan didukung oleh Tanoto Foundation.
Hadir sejumlah tokoh penting, termasuk Nutrition Officer UNICEF wilayah Sulawesi dan Maluku Nike Frans, Direktur Jenewa Institute Surahman Said, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan M. Ishaq Iskandar, Kepala Bappelitbangda Sulsel Setiawan Aswad, serta akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Djunaidi M. Dachlan.
Nike Frans menekankan pentingnya menciptakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu gizi dan stunting, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanganannya.
“keberadaan media sangat penting dalam sebagai sarana komunikasi perubahan perilaku dalam upaya strategi nasional pencegahan stunting dan ini adalah salah satu dari lima pilar utama strategi nasional penanganan stunting, yakni komunikasi perubahan perilaku. Media memiliki peran sentral sebagai sarana edukasi publik dan kampanye perubahan perilaku masyarakat,” jelas Nike.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) berkomitmen penuh untuk mencegah dan mempercepat penurunan kasus stunting atau pertumbuhan yang terhambat pada anak akibat kurang gizi kronis, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025.
Kepala Bappelitbangda, Setiawan Aswad, menegaskan bahwa pencegahan stunting menjadi prioritas utama Pemprov Sulsel , sesuai dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk lima tahun ke depan. Langkah tersebut diwujudkan dengan memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam rangka memperluas intervensi gizi dan kesehatan.
“Sesuai arahan Gubernur Sulawesi Selatan, Bapak Andi Sudirman Sulaiman, pencegahan dan penurunan angka stunting akan menjadi prioritas utama dalam lima tahun ke depan, seperti yang tercantum dalam RPJMD tahun 2025, dengan meningkatkan sinergi antara pemerintah dan pihak swasta sebagai langkah memperkuat intervensi pencegahan stunting dan gizi buruk di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bappelitbangda akan memantau pelaksanaan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan serapan anggaran melalui aplikasi e-monev serta situs resmi mereka. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas program di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Provinsi Sulawesi Selatan menurut SSGI 2024 angka stunting turun dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen.
Adapun di mana target prevalensi stunting Provinsi Sulsel dari baseline 2023 sebesar 27,4 persen dengan target sebelumnya 2025 sebesar 23,9 persen. Adapun untuk 2045 sebesar 6,1 persen.(*)





