Gamasi, Makassar – Perkembangan Pasar Modal di Sulawesi Selatan pada posisi Maret 2024, tercatat Total SID mencapai 344.045SID atau tumbuh sebesar 40,58 persen dibandingkan posisi Maret 2023 yang tercatat sebesar 244.739 SID.
Dari total investor pasar modal tersebut, yang terbanyak adalah investor reksadana mencapai 328.819 SID atau tumbuh sebesar42,52 persen dibandingkan posisi Maret 2023.Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan Maret 2024 sebesar Rp4,95triliun. Hal ini disampaikan oleh Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman melalui siaran persnya, Kamis (13/6/2024).
Dari perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan posisi Maret 2024 (yoy) juga menunjukkan kinerja positif pada beberapa industri.
“Kinerja perusahaan pembiayaan mampu tumbuh positif, tercermin dari total piutang pembiayaan yang tumbuh 13,23 persenmenjadi Rp18,29 triliun, “ jelas Darwisman.
Begitu pula dengan pembiayaan modal ventura tumbuh 5,18 persenmenjadi Rp394 miliar, pinjaman yang disalurkan pergadaianjuga tumbuhsebesar30,00 persen menjadi Rp6,40 triliun. Selain itu fintech peer to peer lending(Fintech P2PL) di Sulawesi Selatan juga mencatatkan kinerja positif yang tercermin dari peningkatan jumlah outstandingpinjaman yang tumbuh sebesar 31,60 persenmenjadi Rp1,33triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,89 persen.
Selain itu, total aset dana pensiun juga berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 19,34 persen menjadi Rp1,55 triliun pada posisi Februari 2024
Sejak Januari sampai dengan 31 Mei 2024, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah melaksanakan 61 kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan jumlah peserta mencapai 7.213 orang.Kegiatan edukasi tersebut, telah menyasar 881 desa/kelurahan di 9 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, dari target 1.835 desa/kelurahan pada tahun 2024.
Sebagai upaya dalam meningkatkan literasi keuangan (pemahaman) dan inklusi keuangan (penggunaan) masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, OJK bersama TPAKD dan FKIJK Sulselbar menginisiasi kegiatan literasi keuangan melalui program LAYAnanliteRasi dan inKlusi keuangan ke daerahkU (LAYARKU), yaitu dengan memaksimalkan peran Industri Jasa Keuangan (IJK) yang memiliki jaringan kantor diseluruh Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat untuk memberikan literasi dan penyediaan akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat hingga ke tingkat pedesaan.
Adapun sebanyak 3.707 desa di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat ditargetkan akan dilaksanakan secara bertahap. sampai dengan tahun 2025, yakni sebanyak 15% desa pada tahun 2023, 45% desa pada tahun 2024 dan 40% desa pada tahun 2025.
Sejak Program LAYARKU diluncurkan pada tanggal 10 September 2023, Realisasi Program LAYARKU s.d triwulan II tahun 2024 di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah menjangkau sebanyak 788 Desa dengan pencapaian sebesar 24,50% yang merupakan bentuk kolaborasi OJK, FKIJK Sulselbar dan TPAKD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat.
“Data layanan konsumen sejak Januari sampai 31 Mei 2024 terdapat 194 layanan konsumen yang terdiri dari 52 layanan pengaduan, 96 pemberian informasi, dan 46 penerimaan informasi. Dari total layanan konsumen tersebut sebanyak 119 layanan terkait perbankan, 56 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 6 layanan terkait non-LJK, 6 layanan terkait asuransi, 4 layanan terkait fintech, 2 layanan terkait dana pensiun dan 1 layanan terkait pasar modal. Sedangkan, untuk SLIK sejak Januari hingga 31 Mei 2024 terdapat 3.353 layanan,” pungkas Darwisman. (*)