Gamasi, Makassar – Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) melakukan riset mengenai isu-isu strategis di bidang ekonomi untuk memberikan rekomendasi dan dukungan formulasi kebijakan kepada pemerintah dan stakeholders di daerah yang berbasis pada kajian akademis (Research Based Policy).
Salah satu topik riset yang telah dilaksanakan pada tahun 2024, yaitu analisis rantai nilai produk perikanan budidaya di Sulawesi Selatan. Di mana riset tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan awareness kepada stakeholders di daerah terkait strategi dalam pembangunan ekonomi daerah khususnya dalam meningkatkan kinerja sektor perikanan melalui pemahaman rantai nilai produk perikanan budidaya.
Riset tersebut merupakan hasil kerja sama (joint research) antara BI Sulsel bekerja sama dengan
Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Adapun kegiatan diseminasi riset dimaksud diselenggarakan pada tanggal 22-23 Januari 2025 pada tiga lokasi yang berbeda, Kota Makassar, Kab. Pinrang, dan Kab. Bone. Acara diseminasi di Kabupaten Pinrang dilaksanakan pada hari Kamis, 23 Januari 2025 bertempat di Aula MS Hotel Kab.
Pinrang dengan mengundang antara lain: OPD terkait di Pemerintah Kabupaten Pinrang, Perbankan,
Pelaku Usaha, Akademisi, Media, Kelompok Nelayan dan Penyuluh Perikanan.
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan bahwa
pelaksanaan riset dengan topik analisis rantai nilai produk perikanan budidaya di Sulawesi Selatan ini, tentunya dengan melihat begitu besarnya potensi sumber daya perikanan di Sulawesi Selatan.
“Sektor perikanan Sulawesi Selatan juga memiliki peran yang besar dalam perekonomian Sulawesi Selatan. Dimana berdasarkan struktur PDRB Sulawesi Selatan tahun 2023, pangsa sub sektor perikanan (tangkap dan budidaya) terhadap LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan yang terbesar mencapai 39,73%, ” jelasnya.
Adapun terkait perkembangan kondisi ekonomi terkini, Rizki menambahkan bahwa ekonomi
Sulsel masih dihadapi dengan sejumlah tantangan, baik dari kondisi ekonomi global maupun
domestik. Pertumbuhan Ekonomi Dunia diperkirakan akan melambat pada 2025 dan 2026 yang
disebabkan konflik geopolitik, diikuti tertahannya penurunan inflasi global. Meskipun demikian,
pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025 menunjukkan optimisme dengan proyeksi pertumbuhan
pada kisaran 4,8 s.d 5,6%.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga yang stabil
dan diprakirakan meningkat, serta kinerja investasi dan ekspor yang tetap positif. Selanjutnya, inflasi Indonesia akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1%, didukung oleh kebijakan fiskal yang prudent, kebijakan moneter yang pro-stability & growth, serta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Dari sisi perekonomian domestik, pertumbuhan ekonomi Sulsel di triwulan III-2024 mencapai
5,08% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya 4,98% (yoy), dan lebih tinggi pula dari
pertumbuhan ekonomi Nasional 4,95% (yoy). Perkembangan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong kinerja oleh Lapangan Usaha (LU) Pertanian dan Perdagangan, seiring dengan masih berlangsungnya panen padi, peningkatan produksi perikanan, serta meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang pelaksanaan Pilkada.
Sementara dari sisi perkembangan harga, inflasi Sulawesi Selatan tahun 2024 relatif terjaga
yaitu sebesar 1,23% (yoy). Inflasi tersebut lebih rendah dari inflasi nasional dan berada di bawah target inflasi nasional yaitu 2,5±1% (yoy). Secara spasial, inflasi tahunan seluruh kota IHK di Sulsel juga relatif terjaga di bawah target inflasi nasional. Pj. Bupati Pinrang, H. Ahmadi Akil dalam sambutannya menyambut baik upaya BI Sulsel bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan terkait pengembangan ekonomi dengan memberikan rekomendasi kebijakan yang berbasis riset (research-based policy). “Adanya riset mengenai rantai nilai produk perikanan budidaya ini, tentunya diharapkan dapat dimanfaatkan pemerintah daerah serta stakeholders terkait untuk mendorong pertumbuhan sektor perikanan, ” katanya.
Dr. Ummi Muawanah , tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasioanal (BRIN) menyatakan
bahwa terdapat tiga hal yang menjadi rekomendasi kepada pemerintah daerah berdasarkan dari riset
yang telah dilakukan. Pertama, sosialisasi dan pelatihan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), yang mencakup pengembangan modul pelatihan, teknik budidaya, pilot project (farmers champion) dan peer-teaching, teknik pemuliaan tingkat lanjut, pemantauan data, kerjasama dengan startup, serta pelatihan pasca panen dan nilai tambah. Kedua, pendampingan aspek manajemen dan keuangan
kepada pembudidaya ikan, meliputi penyusunan laporan keuangan usaha budidaya, pelatihan
manajemen bisnis, keuangan, literasi keuangan, dan aplikasi seluler untuk pembudidaya. Ketiga,
kampanye untuk perubahan perilaku dan etika usaha atau bisnis, dalam rangka menjaga kualitas
produk dan juga reputasi usaha.
Ke depan, BI Sulsel akan terus mendorong peningkatan sektor perikanan Sulsel melalui
implementasi strategi yang tepat guna dan didukung oleh kebijakan yang berbasis riset serta
memperkuat sinergi dengan Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi yang kredibel. (*)